Coffee Talk #2 : Transform

7:44 PM

photo source : Pinterest

My hair went through transformation last year, so did my mentality

Di sekitar pertengahan/akhir 2015, model rambut ombre merajalela di negara barat. Saya tahu, pingin, tapi takut. Sampai akhirnya saya beranikan diri untuk merubah rambut saya di tahun 2016.

Tahun 2016 bisa dibilang merupakan tahunnya rambut saya diotak-atik. Sebelumnya saya biasanya main aman dengan rambut nanggung, sedikit di bawah bahu, modelnya selalu layered cut atau bob. Ga pernah terlalu panjang, ga pernah terlalu pendek.

2016 awal, saya memangkas rambut sampai sepanjang tengkuk. Shortest hair in my entire life! Rasanya adem semriwiiing hahaha. Selain itu secara keseluruhan saya merasa lebih kelihatan dewasa (mungkin cuma perasaan sih).

Setelah si rambut se-tengkuk ini memanjang, mulai terpikir untuk transformasi lain. Dengan impulsifnya, suatu hari saya lewat salon, belok masuk dan langsung minta rambut saya di bleach. Jadilah tanpa direncanakan, rambut saya ombre pirang (setengah atas masih warna normal).

FYI, saya kerja di pabrik dimana semua orang pakai seragam, semua ada SOPnya bahkan tempat sampah aja ditandain harus dimana. Mulai nyesel ngebayangin Senin masuk kantor gimana jadinya. Bayangin tiba-tiba ada orang rambutnya setengah pirang masuk ke lingkungan pabrik yang serba teratur. Ya.. gitu deh.. kebayang kan?

Saya paling ga suka diliatin sama orang. Insecure gitu rasanya. Langsung mikir apa ada yang salah? apa ada kotoran di muka gue? apa kancing atau resleting ada yang terbuka? Dan sekarang kejadian ini ga mungkin bisa saya hindari.

Hari pertama kerja dengan rambut dua warna : diliatin SEMUA orang.

Apesnya lagi, office saya dari pintu masuk itu sekitar 5 menitan jalan kaki (eh.. lupa berapa menit tapi intinya perlu jalan kaki dulu lah). Sepanjang jalan dari pos satpam sampe office diliatin sama semua orang. Berasa jadi alien lah pokoknya..

It was weird and awkward for the first two weeks, but then I get used to it. Bukan berarti jadi seneng jasi pusat perhatian orang yaaa.. Setelah dua mingguan, saya belajar untuk lebih cuek. Selama apa yang saya lakukan, apa yang saya pakai dan apa yang saya kerjakan ga ganggu orang, so what? Merubah diri saya adalah hak saya, begitu juga hak mereka untuk menatap saya aneh atau jijik.

Respon keluarga, teman dan kolega yang saya dapat beda-beda. Ada yang bingung dan mempertanyakan buat apa saya ubah rambut jadi ombre begitu. Yang lain malah bilang iri karena saya berani berubah sedrastis itu. Beberapa cuek-cuek aja.

Perubahan kecil yang ekstrim ini ternyata membuat saya belajar untuk lebih berani dan belajar mengedepankan apa yang saya mau ketimbang menuruti apa kata orang. Saya belajar bahwa in the end what matters is how you feel about yourself.

Akhirnya saya potong juga sih bagian rambut yang saya bleach. Soalnya rambut saya jadi kering banget. Selain itu, entah kenapa kalau rambut saya ombre, pakaian saya jadi kelihatan agak kurang formal (padahal pakai rok dan turtleneck). Terasa jadi agak lebih berandal aja dan saya kurang suka. Tapi setidaknya saya sudah pernah coba dan sudah ga penasaran lagi.

Kalau mau coba untuk melakukan sesuatu, do it!
Lebih baik kamu coba daripada menyesal karena ga pernah dicoba kan?

-Bryna

You Might Also Like

0 comments

Subscribe